SELAMAT DATANG

Mari berkata seenak jidat indahku

Friday, June 14, 2013

Tuan dan Nyonya

Seperti Nyonya yang menunggu Tuan dari berbisnis, di tempat pelacuran.


Sang Nyonya menunggu sambil duduk menghisap cerutu, hanyut dalam renung sambil memandang dinding batu. Lalu sang tuan pulang, dengan rambut yang berantakan dan baju yang penuh gincu. Mabuk sempoyongan. Nyonya pun senang Tuannya pulang. Tersenyum, ia memeluk suaminya dan mengantarnya ke tempat tidur. Ia menutup mata pada kenyataan bahwa suaminya telah bermain dengan banyak pelacur. Ia tak mau tau dan lebih memilih untuk menghisap cerutu. Ia hanya melihat suaminya sebagai seorang setia yang bekerja hingga larut demi dirinya. Dengan merasa begitu, Sang Nyonya pun bahagia dan tak perlu bermuram durja.


"kebahagiaan hanyalah mengenai sudut pandang," kata Sang Nyonya.


Published with Blogger-droid v2.0.4

Saturday, April 6, 2013

Pohon

Pemikiran ini semacam tunas, yang tumbuh subur dari waktu ke waktu. Aku tak bisa membiarkannya mati, maka aku menyiraminya setiap hari. Dengan ketidak-tahuanku, tentu saja. Lalu tunas tumbuh menjadi pohon kecil, dan pohon kecil tumbuh menjadi pohon besar.

Cepat sekali.

Pohon ini tumbuh memenuhi otakku, hingga aku tak punya ruang lagi. Aku panik, pohonnya terlalu besar. Dan semakin besar, semakin besar. Aku berusaha menghentikan pertumbuhannya, tapi tak bisa. Pohon ini terlalu nyaman untuk bisa mati. Terhimpit pohon sebesar itu, otakku memberi perintah untuk melompat.

Dari gedung.

Sehingga jantungku berhenti dan si pohon berhenti tumbuh.

Akhirnya ia berhenti tumbuh, begitu pun aku.

Published with Blogger-droid v2.0.4